Minggu, 16 Maret 2014

KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHONG

Berikut ini artikel tentang KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHONG, selamat membaca

KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHONG



Sore itu seperti biasa saya menyapu teras, namun aktivitas saya terhenti ketika menemukan permen dibawah tumpukan sandal. Permen itu seperti sengaja disembunyikan. Tentu saja saya tidak tau pelakunya, bisa jadi anak2 ato temennya anak2. Menuduh mereka secara langsung tentu bukan sikap yg bijak. Apalagi saat itu anak2 masih berusia 2, 3, 4 thn.


Dugaan saya mengarah pada kakak pertama, karena dialah yg sudah sekolah. Namun saya segera introspeksi diri. Sang pelaku menyembunyikan permen tentu ada alasannya, naluri kanak2nya pasti ingin mencicipi enaknya permen.


Kami memang melarang anak2 makan permen, snack ciki, dan es. Larangan kami bukan tanpa alasan karena hampir tiap bulan ketiganya harus berobat karena batuk, pilek, radang tenggorokan dan amandelnya yg membengkak, belum lagi kejang tifoid yg mereka derita. Sudah tak terhitung berapa kali mereka kejang karena demam tinggi bahkan sering bersamaan. Terapi inhalasipun sudah cukup sering mereka jalani. Sudah sering juga ketiganya di opname bareng karena sakit diare, thipus, DBD, campak, cacar air, dan sakit lainnya. Qodarullah sakitnya selalu berjamaah. Inilah yg membuat Kami over protektif terhadap konsumsi makanan mereka.


Benarlah dugaan saya, ketika hendak main keluar sang kakak sibuk mencari sesuatu diantara sandal2.

“Cari Apa mas? “

“Engga Cari apa-apa!” jawabnya singkat sambil memakai sandalnya namun matanya masih mencari-cari sesuatu.


Bahaya! Ini tidak bisa dibiarkan. Kebohongan kecil akan menjadi kebiasaan. Sayapun segera berpikir, gimana caranya memberi nasehat tanpa membuat dia merasa dipersalahkan. Saya tunggu kesempatan itu hingga malam, waktu kami berkumpul bersama.


“Mas…sini mas!”Ummi mau cerita. “

“Cerita apa Mi, cerita apa? “

Mereka paling seneng dengerin cerita, apalagi jika disertai ilustrasi dan alat peraga mainannya. Akhirnya sayapun mengisahkan tentang Kejujuran Rasulullah, juga kisah Raja Romawi Heraklius dan kesaksian Abu Sufyan tentang Kejujuran Rasulullah. Juga kisah Ka’ab bin Malik yg selalu menunda keberangkatan pada perang Tabuk.


” Mas…orang yg jujur ama yg bo’ong kelihatan lho dari mukanya. ” saya mencontohkan ekspresi muka jujur dan bohong Kemudian saya kisahkan hadits dari Abdullah bin salam, dia pernah berkata, “Ketika Rasulullah datang ke Madinah, manusia berbondong2 mendatanginya, akupun bersama mereka untuk melihat beliau. Ketika aku melihat wajah Rasulullah, aku tau bahwa wajahnya bukanlah wajah seorang pendusta….” ( HR. Tirmidzi, Ibnu Majah, ad Darimi )


Lalu saya ceritakan kisah perjalanan Rasulullah pada malam isro’ mi’roj. Ketika beliau naik kelangit, beliau Sholallohu alaihi wasallam melihat tanda2 kebesaran Allah Ta’ ala. Nabi bersabda :”malam ini aku melihat dua orang laki2 mendatangiku, mereka berdua berkata kepadaku : ‘ orang yg kamu lihat merobek rahangnya adalah seorang pendusta yg berdusta sekali lalu bertumpuk hingga sampe ufuk. Dia akan diperlakukan seperti itu hingga hari kiamat. “( HR Bukhari )


” siapa Yg Sholih? “

“aku Mi…aku Mi!”


“anak Sholih ga boleeh…?

“boo..hong! “jawab anak2 serempak


“kalo bohong mendapat…?”

“siksa di neraka! “


” diapain mulutnya? “

“dirobek terus sampe hari kiamat !”jawab mereka.


“ya itulah balasan kalo orang suka bohong, akan dihukum sama Allah, tapi kalo orang yg jujur kayak Rasulullah, Ka’ab bin Malik, Abu Sufyan, nanti sama Allah dikasih surga, disurga ada apa aja, ada permen yg enak2 yg lebih enak dari permen di dunia. Apa yg kita minta dikasih sama Allah. Nikmatnya ga abis2 lagi.


” Berpeganglah kalian kepada kejujuran, karena sesungguhnya Kejujuran akan menuntun kepada kebajikan dan kebajikan akan menuntun kepada surga…”( HR Bukhori dan Muslim dari Abdullah bin Mas’ud )


“eh…tadi Ummi nemu permen di sandal lho? “

” Mau Mi…mau Mi!”


“Idih…itu punya aku!” celetuk Mas nya

“Dapat darimana permennya mas? “

” Beli di abang2 Mi. “


“Kan ga boleh makan permen? Nanti batuk, tenggorokan nya sakit, tangannya di infus lagi, mau disuntik lagi? “


Dia diam sambil meneteskan air mata. Saya tau bahwa dia sangat menginginkan permen itu, tapi dia juga tidak mau di opname lagi, dia masih trauma karena harus di suntik setiap tes darah.


“Ya udah, permennya di bagi 3 ya, besok kalo mau permen bilang Ummi ya, biar Ummi yg beliin. Kalo permen di abang2 ga jelas, nanti bikin batuk, ga bole bo’ong ya sayang. Allah maha tau, meskipun Abi ama Ummi ga tau tapi ada Allah yg selalu mengawasi. Kalo mau apa2 bilang Ummi ya? “

Dia mengangguk tanda setuju sambil menikmati sepertiga permennya.




Mudah-mudahan KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHONG di atas mudah difahami serta bermanfaat bagi Anda :)
---
SUMBER artikel KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHON dari: facebook/notes/anakku-anak-sholeh/kisah-anak-sholeh-tidak-boleh-berbohon/524448627629616
Title: KISAH ANAK SHOLEH TIDAK BOLEH BERBOHONG; Written by admin; Rating: 5 dari 5

Tidak ada komentar:

Posting Komentar